Ciri donat yang berhasil bisa dilihat dari teksturnya yang lembut, empuk saat digigit, dan ada white ring-nya. Sebaliknya, ciri donat gagal adalah keras, terlalu berminyak, kempes setelah digoreng, atau bahkan mentah di dalam. Anda tentu tidak ingin mengalami hal ini saat membuat donat, bukan? Yuk, kita bahas beberapa hal yang bisa bikin donat jadi gagal dan bagaimana cara mengatasinya!
1. Adonan Tidak Mengembang
Jika sejak awal adonan donat sudah tidak mengembang, maka bisa dipastikan hasilnya akan keras. Akar dari masalah ini terletak di ragi. Bisa jadi, ragi yang Anda gunakan sudah tidak aktif lagi, atau takarannya terlalu sedikit.Kemungkinan lainnya, Anda mencampur ragi dan garam secara bersamaan. Banyak yang tidak tahu kalau garam bisa menghambat pertumbuhan ragi, sehingga membuat proses fermentasi tidak efektif. Cara mengatasi hal ini:Coba tes ragi sebelum digunakan. Caranya campurkan satu sendok makan ragi dengan air hangat dan biarkan beberapa menit. Jika muncul busa, tandanya ragi masih aktif.Selain itu, pastikan Anda mengikuti takaran ragi dalam resep. Idealnya, Anda membutuhkan ½ sendok teh ragi untuk setiap satu cup tepung (140 gram). Dan juga, hindari memasukkan garam di awal. Sebaiknya lakukan setelah semua bahan tercampur rata atau adonan sudah setengah kalis. Pastikan juga adonan di-proofing di tempat hangat, agar adonan bisa mengembang dengan baik.
2. Adonan Tidak Kalis Elastis
Adonan yang kalis akan mampu menahan gas yang dikeluarkan oleh ragi saat proses fermentasi. Jadi, adonan akan mengembang sempurna dan menghasilkan tekstur donat yang lembut, empuk, dan tidak bantat. Untuk mengatasi hal ini, uleni adonan hingga terasa halus, lembut, dan elastis. Selain itu, lakukan window pane test untuk memastikan adonan benar-benar sudah kalis. Caranya, ambil sedikit adonan, lalu regangkan hingga membentuk lembaran tipis yang transparan dan tidak sobek.

3. Proofing Tidak Tepat
Proofing adalah proses mengistirahatkan adonan. Ini bertujuan untuk memberi waktu pada ragi agar bisa menghasilkan gas dan membuat adonan mengembang. Jika dilakukan dengan benar, donat akan menghasilkan white ring, yaitu garis putih yang melingkar di tengah donat . Sebaliknya, jika proofing tidak tepat, donat bisa bantat atau bahkan kempes setelah digoreng. Dalam tahap proofing, ada dua kesalahan yang bisa membuat donat gagal yaitu overproofing (terlalu lama mengistirahatkan adonan) dan underproofing (waktu proofing kurang). Cara mengatasinya: Lakukan dua kali proofing. Proofing pertama bisa berlangsung 30 menit hingga 2 jam. Ini tergantung suhu di tempat Anda. Jika suhu lebih panas, proses proofing bisa lebih cepat. Idealnya, proofing yang tepat ditandai dengan adonan mengembang hingga dua kali lipat. Setelah adonan dibentuk, lanjutkan dengan proofing kedua. Ini durasinya lebih singkat, sekitar 10-30 menit saja. Ciri adonan donat yang siap goreng adalah mengembang hampir dua kali lipat dan lebih ringan.
4. Suhu Minyak Tidak Stabil Saat Menggoreng
Suhu minyak goreng juga bisa menyebabkan donat gagal. Minyak yang terlalu panas bisa membuat bagian luar cepat gosong, tapi bagian dalamnya mentah. Sebaliknya, minyak yang kurang panas akan membuat donat jadi berminyak. Cara mengatasinya, gunakan termometer masak saat menggoreng donat. Jaga suhu minyak di kisaran 160–180°C, dan gunakan api sedang.

5. Terlalu Sering Dibalik
Membalik donat berkali-kali saat menggoreng akan membuat donat menyerap banyak minyak dan menghambat pembentukan white ring. Solusinya, balik donat hanya satu kali setelah satu sisi berwarna kuning keemasan.
Gunakan Tepung Berkualitas dari PT Manunggal Perkasa
Faktor penting lain yang sering dilupakan adalah kualitas tepung terigu. Tepung yang baik berpengaruh langsung pada hasil akhir donat, mulai dari daya serap air, kekenyalan gluten, hingga rasa. Untuk Anda para pelaku UMKM kuliner, pastikan menggunakan tepung terbaik dari PT Manunggal Perkasa. Kami hanya menghadirkan tepung terigu berkualitas tinggi, yang dibuat dari bahan baku terbaik dari seluruh dunia. Dengan kualitas yang konsisten dan kadar protein terukur, Anda bisa menghasilkan donat yang empuk, tidak mudah bantat, dan tentu saja bisa mengurangi risiko donat gagal.

0 Komentar