Tekanan adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Ia hadir dalam berbagai hal, baik dalam pekerjaan, tanggung jawab, hingga pergulatan batin melawan ego dan kemalasan. Namun, tekanan bukanlah musuh. Sebaliknya, ini bisa menjadi pendorong untuk melangkah ke arah yang lebih baik. Mijan Nurha, sosok inspiratif di balik kesuksesan Sotong Janet, adalah salah satu bukti bahwa keteguhan hati dalam melawan tekanan dan kelemahan diri sendiri justru dapat memberikan kebahagiaan.

Berawal dari perjalanan hidup penuh yang penuh tekanan, Mijan yang dahulu bekerja sebagai staf F&B di sebuah perusahaan di Tangerang, memutuskan untuk mengambil langkah besar dengan mendirikan usaha sendiri. Tekanan hidup yang ia rasakan, justru menjadi energi untuk menjadi lebih baik. Melalui kerja keras, evaluasi diri, dan inovasi tanpa henti, Mijan berhasil menjadikan Sotong Janet sebagai salah satu usaha kuliner yang menginspirasi banyak orang.

Mijan mengaku memilih membangun usaha sendiri karena ingin mengikuti sunnah Rasul. “Saya menggeluti usaha ini karena Rasulullah juga dulu berdagang,” ungkapnya dengan nada penuh keyakinan.

Nama Janet sendiri memiliki arti khusus. Mijan mengatakan bahwa itu adalah gabungan dari namanya dan istrinya, Neti. Sebelumnya, usaha ini bernama Mekar Saluyu, yang dinamai oleh orang tuanya. Tapi perubahan nama menjadi Janet terkesan lebih personal dan bermakna.

Ketika ditanya apa tantangan dalam mendirikan Sotong Janet, Mijan mengatakan bahwa tantangan terbesarnya bukan dari kompetitor atau persaingan pasar, melainkan dari dalam dirinya sendiri. Ia mengaku harus berjuang melawan ego dan rasa malas yang diakuinya kadang menghampiri.

Namun, dia berhasil mengatasi tantangan tersebut dengan rutin mengevaluasi diri. Dia selalu belajar dari kesalahannya sendiri, kemudian mencoba memperbaikinya.

Selain itu, Mijan tidak pernah berhenti belajar dan berinovasi. Setiap hari, ia melakukan riset, mengikuti tren pasar, dan menyerap ilmu dari berbagai pihak, termasuk vendor tepung terigu seperti PT Manunggal Perkasa yang sering mengadakan pelatihan berharga.

Mijan mengatakan, berkat pelatihan dari PT Manunggal Perkasa, ia bisa memahami pentingnya memilih bahan baku berkualitas, seperti tepung terigu Dahlia, yang kini menjadi andalannya dalam menghasilkan produk sotong yang disukai banyak pelanggannya.

Ia juga terus mengembangkan strategi pemasaran untuk menjangkau lebih banyak pembeli. Selain menggunakan platform online, Mijan mengandalkan kekuatan promosi dari mulut ke mulut. Dia percaya bahwa rekomendasi pelanggan yang puas bisa sangat efektif.

Berkat kerja kerasnya, Mijan mengaku sangat bersyukur dengan apa yang capai hari ini. Dengan nada penuh haru, ia mengungkapkan bahwa momen paling berkesan dari usaha Sotong Janet ialah ia dan istrinya bisa pergi umroh setiap tahun. “Ini semua berawal dari ucapan. Ucapan adalah doa,” katanya sambil tersenyum.

Mengakhiri bincang-bincang kami, Mijan berbagi tiga kunci penting bagi siapapun yang ingin memulai usaha, yaitu kemampuan, modal, dan waktu. Ia menempatkan kemampuan di urutan pertama, karena menurutnya itu yang paling penting. Jika seseorang memiliki keterampilan, maka ia akan berhasil dalam usahanya, apapun tantangan yang ia hadapi.