Sejarah Pembuatan Roti Fermentasi: Ditemukan Tidak Sengaja Hingga Jadi Makanan Pokok

27 November 2025

0

Roti merupakan salah satu makanan tertua yang pernah dibuat manusia. Makanan ini diperkirakan sudah dikonsumsi sekitar 30.000 tahun lalu. Namun, roti fermentasi, jenis roti yang kita kenal saat ini, baru ditemukan sekitar 6.000 tahun lalu. Menariknya, teknik fermentasi tersebut ditemukan secara tidak sengaja. Bagaimana sejarah roti hingga menjadi makanan pokok di berbagai belahan dunia? Mari kita telusuri!

Roti Sudah Ada Sebelum Gandum Dibudidayakan

Para arkeolog percaya bahwa roti sudah dibuat dan dikonsumsi jauh sebelum manusia mengenal budidaya gandum. Hal ini dibuktikan dengan adanya temuan batu giling dan residu pati di Eropa dan Australia, yang diperkirakan berusia sekitar 30.000 tahun.

 

Penemuan paling signifikan berasal dari situs Natufian di gurun timur laut Yordania, yang berusia 14.500 tahun. Sisa-sisa roti di sana menjadi bukti teknik pembuatan roti. Ketika memasuki era Neolitikum sekitar 10.000 SM, pertanian mulai berkembang, dan biji-bijian diolah menjadi roti. Pada masa itu, spora ragi yang tersebar di udara dan menempel pada permukaan biji-bijian secara alami membuat adonan yang disimpan beberapa waktu akan mengembang. Tanpa disadari, inilah awal mula fermentasi alami.

Fermentasi Ditemukan Secara Tidak Sengaja oleh Bangsa Mesir

Penggunaan fermentasi untuk roti dimulai sekitar 6.000 SM di Mesir. Penemuan teknik ini terjadi secara tidak sengaja, ketika seorang pembuat roti membiarkan adonan tepung di bawah sinar matahari. Adonan itu pun mengembang dengan baik, dan menghasilkan roti yang lebih empuk. Selanjutnya, orang-orang di Mesir menyempurnakan metode tersebut dengan menambahkan ragi secara sengaja ke dalam adonan.

Beragam Sumber Ragi di Dunia Kuno

Sebelum ragi komersial ditemukan, berbagai peradaban menggunakan sumber ragi alami, seperti:

  • Ragi udara: Membiarkan adonan terpapar udara.
  • Barm: Buih yang terbentuk dari hasil fermentasi bir atau anggur.
  • Campuran jus anggur dan tepung: Dedak gandum direndam anggur dan dibiarkan berfermentasi. 
  • Starter sourdough: Adonan dari hari sebelumnya yang disimpan dan dicampurkan ke adonan baru.

Perkembangan Roti pada Abad Pertengahan

Pada awalnya, roti bukan hanya sekadar makanan dan sumber nutrisi. Di beberapa wilayah, roti memiliki fungsi tertentu. Di Republik Ceko, misalnya, roti digunakan dalam prosesi penobatan raja dan dianggap lebih berharga daripada emas oleh sebagian masyarakat.

Di Eropa Barat, roti berfungsi sebagai piring. Roti ini disebut trencher, berbentuk bulat dan bertekstur keras. Ini diletakkan di bawah hidangan daging atau rebusan, dan berfungsi menyerap kuah, lemak, serta saus dari makanan utama. Setelah selesai makan, trencher bisa dimakan oleh tuan rumah, tapi lebih sering dibagikan ke orang kurang mampu atau hewan peliharaan.

Pada abad ke-18, roti dikaitkan dengan keadilan. Misalnya, jika ada pembuat roti yang ketahuan melebihkan berat roti, mereka bisa menerima hukuman berat. Tapi, perubahan besar terjadi pada abad ke-19 dengan datangnya revolusi industri. Teknik-teknik baru mulai digunakan, dan roti sudah menjadi makanan umum. Masuk ke abad ke-20, produksi roti massal pun dimulai

Era Modern: Roti Mulai Diproduksi Massal

Pada tahun 1961, dunia industri roti mengalami perubahan besar melalui pengembangan Chorleywood Bread Process. Proses ini menggunakan pengadukan mekanis berkecepatan tinggi untuk mempersingkat waktu fermentasi. Hal ini membuat roti bisa diproduksi dengan cepat. Harganya juga jadi lebih murah dan memiliki masa simpan yang lebih panjang. Tapi, metode sering dikritik karena dianggap mengurangi rasa dan nutrisi roti.

Kini, perkembangan teknologi membuat roti semakin mudah dibuat dan gampang ditemukan. Roti bisa dibuat sendiri di rumah, dan banyak dijual di toko-toko. Roti juga masih menjadi makanan pokok di banyak wilayah, termasuk di Timur Tengah, Afrika, Eropa, Australia, dan Amerika.

Jika Anda memiliki usaha bakery, kami rekomendasikan menggunakan tepung terigu Kantil dan Aster dari PT Manunggal Perkasa. Tepung ini mengandung kadar protein hingga 13,5%, sehingga bisa menghasilkan roti premium yang mengembang sempurna, empuk dan juga lembut.

0 Komentar